CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 14 Juni 2008

Mei tragedy of Indonesia

Bulan ini adalah bulan mei dimana dalam bulan ini terjadi peristiwa penting di Tanah Air, Ibu Pertiwi, Indonesia. Satu, pada tanggal 20 mei 1908, adalah hari kebangkitan nasional. Pada tanggal ini merupakan awal perjuangan Indonesia untuk meminta kemerdekaannya kepada Belanda yang di tandai dengan lahirnya Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pada saat sebelum 1908, perjuangan rakyat hanya bersikap kedaerahan yang dipimping oleh seorang raja. Sedangkan setelah 1908, perjuangan Indonesia lebih bersifat nasional yang dipimpin oleh seorang tokoh yang cukup fenomenal, Ir Soekarno. Dengan seluruh petunjuknya kemerdekaan berhasil direbut setelah terjadi pengalih kekuasaan pada awal perang dunia kedua dari tangan Belanda ke tangan Jepang. Pada awal kedatangan Jepang, rakyat cukup antusias dengan perginya Belanda, namun mereka kecewa karena belum juga merasakan kemerdekaan yang sebenarnya, karena pada jaman Jepang rakyat di paksa untuk kerja sebagai Romusha. Namun ini hanya hanya berlangsung selama tiga tahun, setelah kekalahan Jepang dalam perang pasifik, setelah dua kota utama di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, di bom bardir oleh tentara Amerika. Dan para kaum muda meminta kepada Ir. Soekarno untuk segera membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah mendengar berita kekalahan Jepang.

Dan selang 90 tahun setelah tahun 1908, terjadi peristiwa penting pada bulan mei namun berbeda tanggal dengan kebangkitan nasional, 21 mei. Pada tanggal ini terjadi perubahan dari sistem otoriterisme dari Rezim Soeharto ke arah reformasi dengan tuntutan untuk demokrasi. Dimana rakyat bebas untuk berkarya dan berpendapat. Itu terjadi karena rakyat kecewa yang diwakilkan oleh mahasiswa terhadap otorisme Soeharto dan keadaan ekonomi yang semakin terpuruk yang ditandai dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang menembus angka Rp. 20.000 per dolar Amerika. Para rakyat menuntut segera melakukan reformasi di semua bidang. Dan juga mereka menuntut lima hal, yang di kenal dengan lima tuntutan reformasi.

  1. Turunkan Soeharto dan kroni-kroninya.
  2. Amandemenkan UUD’45
  3. Hapuskan dwi fungsi ABRI
  4. Otonomi daerah yang seluas-luasnya.
  5. Tegakkan supremasi hukum

Akhirnya para mahasiswa tersebut berhasil menduduki gedung MPR/DPR di Senayan. Dan perwakilan mahasiswa berhasil menemui ketua MPR/DPR saat itu, Harmoko, untuk segera menurunkan Soeharto dari kursi presiden. Dan, usaha mereka berhasil ketika presiden Soeharto mundur pada tanggal 21 mei 1998 stelah kepulangan beliau dari Cairo, Mesir untuk hubungan diplomatik. Namun, disisi lain banyak terjadi chaos dimana-mana. Penembakkan terhadap mahasiswa Trisakti di depan kampusnya yang menewaskan Hery Hartanto, Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Alifidin Royan, dan Hendriawan Sie. Gedung-gedung pertokoan yang di bakar. Kasus pemerkosaan terhadap warga Tiong Hoa. Kasus ini menyebabkan Indonesia berada dalam peringkat teratas dalam pelanggaran HAM.

Dalam abad ke-21 banyak prestasi-prestasi yang di capai. Pemerintah menerima tuntutan rakyat untuk menurunkan Soeharto, sudah dua kali UUD’45 di amandemenkan pada tahun 1999 (masa Abdurrahman Wahid) dan . Pengembalian fungsi ABRI sebagai alat pertahanan negara dan melindungi masyarakat untuk tidak memasuki dunia politik dengan cara pemisahan TNI dan Polisi. TNI untuk alat pertahanan negara sedangkan Polisi untuk melindungi masyarakat. Memberikan otonomi kepada daerah-daerah untuk memaksimalkan potensi dari setiap wilayah. Namun, untuk menegakkan supremasi hukum, masih sedikit berjalan. Seperti banyak kasus-kasus korupsi yang di perkara kan tapi tidak jelas hasilnya. Dengan selalu banyak alasan untuk terdakwa untuk kabur dari hukum dan juga adanya mafia peradilan. Namun, banyak juga kasus korupsi yang terkuak dengan bantuan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Seperti kasus suap terhadap anggota DPR , Kasus suap Jaksa, kasus suap BI dan pada tahun ini sedang berlansung peradilannya. Namun, untuk kasus peradilan, sampai saat ini kasus aktivis HAM, Munir, belum juga terselesaikan sejak tahun 2004

Dan tepat 100 tahun kebangkitan nasional dan 10 tahun reformasi pada tahun 2008. Pemerintah merayakan ini dengan megah dan meriah di SUGBK dengan pengisi acara lebih dari 10.000 orang dan juga artis-artis Ibukota seperti 3D (Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanaya), Agnes Monika, dan Edo Kondologit. Namun, selang tiga hari kemudian, pemerintah menaikan harga BBM yang bersubsidi, seperti Minyak tanah (2000 ke 2500), Premium (4500 ke 6000) dan Solar (4300 ke 5500). Dengan alasan bahaw BBM bersubsidi di nikmati oleh kaum menengah ke atas, harga BBM Internasional meningkat, untuk mengurangi beban APBN terhadap subsidi dan pemerintah berjanji untuk memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada rakyat miskin. Tindakan ini mengakibatkan demonstrasi dimana-mana. Dari Medan hingga Makassar, banyak aksi warga, pekerja, dan Mahasiswa turun ke jalan untuk menetang kebijakkan pemerintah untuk menikkan harga BBM bersubsidi. Dan puncak dari aksi mereka ketika semua mahasiswa se-JABODETABEK berkumpul di UNAS (Univ. Nasional) pasar minggu untuk beraksi pada hair Jum’at/ 23 mei 2008. Namun, ketika pada hari Sabtu, polisi menyerang mahasiswa yang berada di UNAS pada pagi hari. Terjadi saling melemparkan batu. Dan ini banyak motor, mobil, gedung rektorat, AULA, gedung FE, dan AKPAR rusak. Dan menahan 73 mahasiswa di Polres Jak-Sel.

Bukan beginilah, memaknai 100 tahun kebangkitan nasional dan 10 tahun reformasi. Tapi bersikaplah arif, bijaksana, tenang, kerjasama, dan kompromi untuk menentukan masa depan negeri ini. Dan jangan lah menjadikan rakyat nya menjadi pengemis di negri sendiri. Berikanlah mereka sebuah pekerjaan yang layak walau hanya untuk menyambung hidup. Memakmurkan negeri dan mensejahterakan rakyat yang terdapat dalam pembukaan UUD’45, itulah makna dan cita-cita dari Dr. Wahidin Sudiro Husodo dkk serta para pejuang reformasi (Hery Hartanto, Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Alifidin Royan, dan Hendriawan Sie).

Berikut ini adalah sebaiknya kita memaknai dengan merenunginya. Begitulah kata Bpk H Dedy Mizwar:

Bangkit itu susah., susah melihat orang susah, senang melihat orang senang.

Bangkit itu takut. takut korupsi, takut memakan yang bukan haknya

Bangkit itu mencuri. mencuri perhatian dunia dengan prestasi.

Bangkit itu marah. marah ketika martabat bangsa di lecehkan

Bangkit itu malu. malu jadi benalu, malu karana minta melulu.

Bangkit itu tidak ada. Tidak ada kata menyerah, tidak ada kata putus asa

Bangkit itu aku, untuk Indonesia ku.

Ayolah semua elemen bangsa, saatnya kita bangkit. Dengan cara:

  1. Membantu sesama.
  2. Hidup Jujur apa adanya.
  3. Berikan yang terbaik untuk Negara.
  4. Ikut melindungi bangsa.
  5. Jadilah raja di negeri sendiri.
  6. Terus lah berjuang apapun halangannya.