CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 05 April 2008



Pelatih atau Sistem dan Peraturan…..

Pergantian pelatih Timnas Indonesia masih tanda tanya siapa yang menggantikan Ivan Kolev (yang mundur atau di pecat oleh PSSI) pada bulan desember 2007. Banyak pelatih-pelatih local yang di calonkan menjadi pelatih timnas, seperti; Rahmad Darmawan (Sriwijaya FC), Benny Dollo (Ex- Persita). Dan yang terpilih adalah Benny Dollo. Namun, bukan pergantian pelatih yang menjadi akar masalah di persepakbolaan Indonesia, melainkan system dan peraturan. Ada beberapa yang menurut saya tidak efektif dalam menjalankan system persepakbolaan Indonesia.

1. Kompetisi Liga Indonesia.

Kompetisi di Indonesia menurut saya masih tidak jelas sistemnya. Seperti sekarang, Liga Utama tidak ada yang terdegradasi.

2. Banyaknya badan yang berada di bawah PSSI

Banyaknya badan di tubuh PSSI, membuat cara kerjanya menjadi lamban karena akan semakin arus uang yang mengalir di dalam tubuh PSSI (bukan menuduh korupsi).

3. Jadwal Pelatnas/ TC buat timnas.

Menurut saya, lamanya waktu TC timnas tidak akan mempengaruhi apapun karena tidak di barengi dengan jumlah pertandingan yang di gelar dan lawannya pun tidak sepadan. Sehingga mental bertandingnya pun akan seadanya jika melawan tim-tim yang di anggap rendah. Seperti saat melawan Siriah. Menurut saya lebih baik menggelar satu bulan sekali pertandingan Internasional dengan TC cukup satu minggu. Seperti yang dilakukan persepakbolaan Eropa.

4. Pemain asing di Liga Indonesia.

Menurut saya pemain asing yang berada di Indonesia terlalu banyak. Lima orang untuk sebuah klub dan dimainkan kelimanya dalam sebuah pertandingan. Karena akan mematikan bibit muda Indonesia. Menurut saya, boleh memiliki lima pemain, namun hanya tiga orang yang di mainkan dan satu pemain asing menjadi cadangan, sisanya tidak di ikutsertakan.

5. Pembinaan bibit muda

Menurut saya pembinaan bibit muda di Indonesia masih kurang baik. Karena tidak di mainkan dalam pertandingan dalam level klub. Dan menjadikan mental bertanding mereka menjadi buruk. Dan juga ide untuk mengirim pemain U-17 ke Uruguay menurut saya hanya membuang uang saja. Lebih baik mereka di bina sebarkan kebeberapa klub dan di mainkan dalam setiap pertandingan.

Semoga pihak PSSI mengerti dengan keadaan ini. Dan majulah sepak bola Indonesia.


BISNIS, KEMAJUAN ATAU KEHANCURAN????

Zaman millennium adalah zaman yang membuat semua aspek dapat di jadikan ladang perekonomian dan bisnis. Seperti saat ini, sepak bola sudah dijadikan lahan perekonomian dan bisnis oleh sebagian pengusaha-pengusaha kaya. Dimulai dari pengambil alihan kepemilikan klub Chelsea yang dilakukan oleh Roman Abramovich, hingga yang terakhir tentang Birmiham City yang akan di take over oleh pengusaha asal Hongkong. Namun, mereka hanya mementingkan kemajuan club tersebut secara ekonomi tanpa mementingkan pengembangan bibit muda di tempat mereka mengadu nasib sebagai pemilik club. Seperti Arsenal yang lebih mementingkan pemain-pemain muda berbakat dari luar Inggris terutama Prancis ketimbang pemain muda asli Inggris, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan kas mereka, ketika pemain muda itu sudah terkenal dan dijual ke klub lainnya. Apakah ini sebagai kemajuan atau penghancuran bibit local di sepak bola suatu negara?. Pertanyaan ini sudah terjawab ketika Inggris tidak lolos ke EURO 2008 di Austria-Swiss. Karena pemain-pemain junior mereka mungkin secara permainan dan mental tidak sesuai harapan mantan pelatih timnas Inggris, Steve Mac Claren, untuk menjadi pelapis pemain-pemain senior ketika pemain-pemain senior itu cedera. Ini merupakan sebuah aib yang sangat besar bagi persepak bolaan Inggris karena untuk pertama kalinya sejak tahun 1994, tidak mengikuti pergelaran akbar.

Untuk itulah FIFA dan UEFA, mencanangkan untuk pembatasan perekrutan pemain asing. Yakni dengan cara, setiap klub minimal memiliki 60% pemain local dari squad yang akan mengikuti sebuah kompetisi sedangkan sisanya sebesar 40% untuk pemain asing. Dengan wacana ini, FIFA dan UEFA beranggapan akan membantu timnas-timnas dalam melakukan seleksi terhadap skuadnya. Namun wacana yang sudah dibicarakan setahun ini, belum menemui keputusan untuk mengesahkan pembatasan pemain itu.

Dan saya berharap untuk cepat mengesahkan aturan ini. Agar ajang besar menjadi lebih menarik dengan adanya tim-tim besar dan tim-tim yang memiliki potensi kejutan yang lebih besar.





FILM

Perfilman di Indonesia telah bangkit ini terbukti dengan banyaknya film-filmyang telah muncul di layer-layar bioskop di seluruh tanah air, setelah mati suri pada medio tahun 90’an. Bangkitnya film Indonesia di mulai sejak film AADC (Ada Apa Dengan Cinta?) meledak yang disaksikan banyak penonton. Namun, setelah peluncuran film ini, film Indonesia tertidur kembali. Dan kembali bangun setelah film ALEXANDRIA muncul dan menyedot cukup banyak penonton. Dan setelah film ini, banyak film-film bermunculan dengan yang cukup banyak menyedot banyak penonton, seperti Leak, Coklat Stroberi, Kuntilanak, Pocong dll. Dari semua film-film yang telah keluar dan mendapat apresiasi yang baik oleh masyarakat, hanya terdapat dua tema yang menjadi latarbelakang pembuatan film, yaitu Cinta anak remaja dan horror. Sangat jarang para sineas muda membuat film yang melatarbelakangi dunia pendidikan, social, dan agama. Mereka dituntut oleh para produser untuk mengikuti pasar saja. Dan terkadang film-film yang mereka buat tidak memiliki pesan terhadap para penonton ketika selesai menonton, yang penonton dapatkan hanya sebuah hiburan bukan pesan-pesan yang dapat menyentuh hati. Karena untuk mendapatkan sebuah hiburan saja, penonton dapat menontonnya di layer televisi, tidak perlu membeli tiket karcis hanya untuk film yang tidak membawa pesan-pesan yang indah. Namun, dengan adanya film Denias, Mereka Bilang Saya Monyet, dan Nagabonar yang bertemakan social, Ayat-Ayat Cinta yang bertemakan agama, CAS, Realita Cinta dan Rock ‘n Roll, dan Mengejar Matahari yang bertemakan persahabatan. Dan akhirnya film Nagabonar dan Ayat-Ayat Cinta, disaksikan juga oleh Wakil Presiden RI M. Yusuf Kalla, sebagai Box Office di Indonesia.

Bangkitlah para sutradara muda. Wujudkanlah ide-ide mu.

Maaf, jika ada yang tidak suka atas tulisan ini. Karena, saya hanya ingin berkomentar tentang film-film Indonesia. Saya harap kritik ini dapat membangun seluruh insan perfilman.